masukkan script iklan disini
Jakarta,Jds.my.id – Jawaban atas pertanyaan “Benarkah Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun?” adalah tidak benar.
Penjajahan Belanda atas Indonesia tidak berlangsung selama 350 tahun penuh. Namun, diperkirakan terjadi sekitar 30 hingga 40 tahun.
Penjajahan Belanda terhadap Indonesia juga terjadi secara bertahap dan baru mencakup seluruh wilayah Nusantara menjelang awal abad ke-20.
Ardiansah dalam artikelnya “Analisis Sejarah Kebenaran Indonesia dalam Penjajahan Belanda Selama 350 Tahun” (2023) menuliskan, keyakinan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun sejatinya hanyalah mitos jika ditinjau secara historis. Bahkan, pandangan tersebut telah berkembang menjadi semacam ideologi yang menyesatkan dan dianggap sebagai kebenaran.
Kalangan sejarawan secara umum menilai bahwa narasi “Indonesia dijajah Belanda lebih dari 300 tahun” adalah mitos semata. Bahkan beberapa di antaranya bahkan menyebutnya sebagai bentuk “manipulasi sejarah”.
Meski begitu, ada pula yang melihat narasi ini memiliki nilai positif, terutama dalam membangkitkan semangat nasionalisme, patriotisme, serta memperkuat legitimasi persatuan bangsa, sebagaimana yang sering disuarakan oleh tokoh seperti Soekarno. Namun demikian, narasi tersebut tetap bukan merupakan fakta sejarah yang akurat.
Awal mula kedatangan Belanda Menurut Ulil Absiroh dkk dalam studi berjudul “Understanding of History 350 Years Indonesia Colonized by Dutch” (2020), sejarawan terkemuka Indonesia R. Moh. Ali dalam bukunya “Perjuangan Feodal” menjelaskan, angka 350 tahun dihitung dari kedatangan ekspedisi Belanda pertama yang dipimpin Cornelis de Houtman ke Banten pada 1596.
Ekspedisi ini menandai awal hubungan langsung antara Belanda dan wilayah Nusantara, yang saat itu masih merupakan wilayah kerajaan-kerajaan independen seperti Banten, Mataram, Ternate, dan Gowa. Namun, perlu digarisbawahi bahwa Cornelis de Houtman bukanlah utusan negara, melainkan bagian dari perusahaan dagang swasta.
Ali menyebutkan Cornelis sebagai pelopor penajajahan dikarenakan usaha dagangnya memeras untung sebanyak-banyaknya. Bukan menjajah Indonesia secara harfiah.
Bahkan ketika VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) berdiri pada 1602 dan mulai beroperasi di wilayah Nusantara, mereka tidak serta-merta menjajah seluruh wilayah Indonesia. Fokus VOC saat itu adalah perdagangan, terutama rempah-rempah dari Maluku, dan untuk itu mereka mendirikan pos-pos dagang di wilayah-wilayah tertentu seperti Batavia (Jakarta), Ambon, dan sebagian wilayah pesisir lainnya.
Menurut Anju Nofarof Hasudungan dalam jurnal “Pelurusan Sejarah Mengenai Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun” sebagai Materi Sejarah Kritis kepada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Rupat (2021), penjajahan Belanda terhadap Indonesia secara menyeluruh baru terjadi pada awal abad ke-20. Yaitu, setelah Belanda menaklukkan wilayah-wilayah yang sulit ditaklukkan melalui serangkaian perang panjang dan alot.
Contohnya penaklukan daerah Aceh melalui Perang Aceh (1873–1904) yang merupakan salah satu perlawanan terbesar dan paling berdarah dalam sejarah kolonial Belanda. Bali baru sepenuhnya ditaklukkan pada 1908, melalui peristiwa puputan di Klungkung. Tanah Batak juga baru benar-benar berada di bawah kendali Belanda sekitar tahun 1907-an. Dengan demikian, penguasaan Belanda atas seluruh wilayah Indonesia yang kita kenal sekarang baru benar-benar terjadi sekitar tahun 1910-an. Artinya, penjajahan yang menyeluruh hanya berlangsung sekitar 30–40 tahun sebelum Jepang datang pada 1942.
Lalu dari mana asal kalimat “Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun”? Menurut Ulil Absiroh dkk dalam studi berjudul “Understanding of History 350 Years Indonesia Colonized by Dutch” (2020), salah satunya berasal dari pernyataan Gubernur Jenderal Belanda B.C. de Jonge. Pada 1936 Jonge berkata, ″Kami Orang Belanda sudah berada disini 300 tahun dan kami akan tinggal disini 300 tahun lagi″. Kalimat ini kemudian digunakan sebagai simbol kesombongan kolonial. Presiden Soekarno juga menggunakan narasi ini dalam pidatonya sebelum pembacaan teks Proklamasi.
Soekarno mengatakan bahwa Indonesia dijajah sepanjang 350 tahun. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia. Dalam konteks perjuangan kemerdekaan, angka 350 tahun adalah simbol penindasan dan sekaligus kekuatan perlawanan, meskipun secara historis tidak sepenuhnya tepat.
Sejarawan G.J. Resink dan Sartono Kartodirdjo termasuk tokoh yang menentang penyederhanaan sejarah seperti ini. Mereka berpendapat bahwa narasi tersebut menyesatkan karena mengabaikan fakta bahwa banyak wilayah Nusantara masih merdeka dalam waktu yang cukup lama setelah kedatangan Belanda.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan ratusan kerajaan dan kesultanan yang memiliki kekuatan politik, ekonomi, dan militer masing-masing. VOC dan pemerintah kolonial Belanda harus menaklukkan satu per satu wilayah ini melalui cara yang berbeda-beda. Mulai dari negosiasi, perjanjian sepihak, hingga kekerasan.
Kesultanan Aceh bertahan hampir tiga abad sebelum akhirnya jatuh pada awal 1900-an. Sedangkan, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan baru tunduk pada abad ke-17, setelah Perang Makassar. Kesultanan Banten dan Mataram memiliki hubungan kompleks dengan Belanda, kadang bersahabat, kadang bermusuhan.
Jadi, benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Secara akademik dan faktual, jawabannya tidak. Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun. Penjajahan Belanda dalam arti penguasaan penuh atas wilayah Indonesia hanya terjadi dalam rentang waktu yang jauh lebih singkat, yaitu sekitar 30–40 tahun sebelum kedatangan Jepang. []